Potensi dan Ancaman Pariwisata Lokal Provinsi Sumatera Barat

 

Sumber:Kompas.com
Gambar 1. Potret wisata alam ngarai di Provinsi Sumatera Barat

Sumatera barat merupakan provinsi yang dilahirkan dengan kondisi geografis yang sangat indah. Geografis yang dikelilingi oleh pegunungan, perbukitan, dan pantai menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis lokal untuk berkunjung ke Sumatera Barat. Selain wisata alamnya yang sangat memikat, Provinsi Sumatera Barat juga menyuguhkan wisata budaya dan religi yang tidak kalah bagusnya.

Namun potensi wisata yang dimiliki Sumatera Barat cukup meredup ketika pandemi covid19 datang. Segala aktivitas wisata lokal berhenti beroperasi. Hal ini tentunya menjadi ancaman serius bagi potensi wisata yang ada. Tetapi Awan hitam industri pariwisata terkuak setelah dua tahun lalu mati suri akibat pandemi. Ibarat fajar, ayam telah selesai berkokok sebagai pertanda pagi sudah dimulai. Telah tampak cahaya matahari bersinar, terang. Hari ini kegiatan kepariwisataan Sumatera Barat telah kembali ramai. Rombongan demi rombongan wisatawan mulai datang melalui bandara Minangkabau. Begitu pula dari arah timur, iring-iringan bus wisata dari Riau sebagai pemasok utama wisatawan domestik Sumatera Barat kembali memadati jalan-jalan di seantero destinasi wisata.

Bangkitnya sektor pariwisata Provinsi Sumatera Barat membuat para pelaku usaha mencari peluang bisnis pariwisata dengan cara membuka lahan-lahan baru di beberapa daerah yang dianggap dapat menjadi potensi baru pariwisata. Namun pembangunan wilayah-wilayah baru untuk kegiatan pariwisata mulai menjadi ancaman tersendiri bagi lingkungan. Padahal pariwisata berkelanjutan merupakan salah satu konsep yang dipertimbangkan oleh seluruh negara di dunia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's). Salah satu indikator pada tujuan SDG‟s ke 12 menyebutkan bahwa perlu kolaborasi berbagai pihak untuk menciptakan pariwisata ramah lingkungan (green tourism). Akan tetapi, tekanan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan wisata pada saat ini semakin meningkat disebabkan oleh meningkatnya jumlah pengunjung dan bertambahnya pembangunan infrastuktur terkait pariwisata untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata. Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah sampah dan limbah, polusi, masalah sanitasi dan estetika. Berikut ini data Emisi CO2 yang dihasilkan dari aktivitas pariwisata di Kota Bukit Tinggi Sumatera Barat


Gambar 2.Grafik emisi CO2 (kg CO2) yang berasal dari penggunaan transportasi dan akomodasi oleh wisatawan

Dari grafik di atas dapat dilihat emisi CO2 tertinggi berasal dari kegiatan transportasi oleh wisatawan domestik dan yang terendah berasal dari penggunaan energi pada akomodasi oleh wisatwan internasional. Secara keseluruhan terjadi peningkatan emisi CO2 dari tahun 2004-2015 dari kegiatan wisata di Kota Bukittinggi. Emisi gas CO2 ini tentunya sangat berdampak buruk kepada lingkungan dan kesehatan masyarakat seperti peningkatan suhu. 

    Pembukaan lahan baru pariwisata lokal di Provinsi Sumatera Barat menghasilkan kawasan terbuka baru dibeberapa daerah hijau seperti hutan. Kegiatan ini memberikan masalah baru bagi lingkungan karena dari hasil pembukaan lahan ini beberapa wilayah hijau seperti mulai berkurang. Sehingga beberapa habitat tumbuhan dan hewan akan terganggu. 

  Maka dari itu untuk mengatasi degradasi lingkungan akibat tekanan dari sektor pariwisata semua elemen terkait seperti pemerintah, pengelola industri pariwisata, dan masyarakat lokal perlu bekerja sama untuk mengatasi dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan. Pengelolaan pariwisata berkelanjutan memerlukan pemantauan ketat terhadap kapasitas destinasi, membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, dan mendidik wisatawan tentang perilaku yang bertanggung jawab. Selain itu, program konservasi dan restorasi ekosistem harus didorong untuk mengimbangi dampak yang telah terjadi.

 

 

 

 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Potensi dan Ancaman Pariwisata Lokal Provinsi Sumatera Barat"

Posting Komentar