Profil Fasilitas Sanitasi Provinsi Sumatera Barat
Sumber: Kompas.com
Sanitasi
dan air adalah dua hal yang saling
berkaitan. Jika seseorang menggunakan 100 liter air per
hari untuk minum, mandi, cuci, dan kakus, maka sekitar 85 liter air dibuang
menjadi air limbah. Akibatnya, manajemen air bersih akan berhubungan dengan
manajemen sanitasi. Maka dari itu
perlu upaya yang saling berintegrasi dan komprehensif untuk mewujudkan
kebutuhan sanitasi yang layak bagi masyarakat
Sanitasi lingkungan adalah upaya kesehatan masyarakat untuk mempertahankan dan mengawasi komponen lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Sanitasi lingkungan berarti kebersihan tempat tinggal atau asrama, yang dapat dicapai dengan membersihkan jendela atau perabotan milik santri, mencuci peralatan makan, membersihkan kamar, dan membuang sampah. Provinsi Sumatera Barat sudah berupaya dalam meningkatkan ketersedian sanitasi yang layak bagi masyarakat. Hal ini didukung dengan kebijakan pemerintah melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Bentuk intervensi kegiatan ini lebih menitikberatkan kepada akses sanitasi, air minum serta jalan dan drainase lingkungan. Melalui program ini persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak berdasarkan data BPS Provinsi Sumatera Barat persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak BPS tahun 2018-2023 terlihat terjadi peningkatan setiap tahunnya.
Gambar 1.3 Data persentase Rumah Tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018-2023
Sumber
air bersih yang digunakan harus sesuai dengan standar, tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa sama sekali. Jika kebersihan pribadi dan lingkungan
tidak terjaga dengan baik, penyakit skabies dapat menyebar. Maka dari itu untuk mendukung ketersediaan air
bersih pesantren adalah suatu tempat di mana para santri
dapat menerima pelajaran agama islam dan berkumpul bersama orang lain. Selama
ini, masyarakat menganggap pondok pesantren sebagai tempat kumuh dan lingkungan
yang tidak sehat. Beberapa
sifat buruk yang susah
ditinggalkan oleh para
santri baik yang putri
ataupun yang putra
yaitu kebiasaan kurang bisa
menjaga personal higiene, menjaga
lingkungan, dan menjaga asupan
nutrisi mereka serta
malas bersih-bersih. Ketersedian
sanitasi yang layak akan berdampak kepada tingkat kesehatan masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari data riwayat sakit yang di rilis BPS Provinsi Sumatera Barat
tahun 2022
Gambar 1.2 Persentase riwayat sakit menurut
jenis kelamin dan kategori wilayah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2022
Dari data di atas dapat dilihat bahwa persentase riwayat sakit di Provinsi Sumatera Barat paling tinggi berada pada wilayah perdesaan. Hal ini disebabkan oleh fasilitas sanitasi yang kurang memadai dan kurang menjalankan perilaku hidup sehat. Namun Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terus berupaya dalam mewujudkan fasilitas sanitasi yang layak bagi masyarakat.
Upaya penyediaan air bersih dan sanitasi merupakan bentuk keterlibatan masyarakat ikut serta dalam mendorong upaya pembangunan berkelanjutan. Dalam meningkatkan program
sanitasi sebagai tujuan utama masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan.
Setiap orang pada dasarnya membutuhkan air minum yang bersih. Fakta bahwa
setiap orang memanfaatkan air minum untuk menghindari penyakit dan mencapai
taraf hidup yang lebih baik menunjukkan bahwa keterlibatan warga negara dalam
pembangunan berkelanjutan melalui program penyediaan air minum dan sanitasi
berbasis masyarakat merupakan rangka kerja untuk mewujudkan kesejahteraan dan
mencapai taraf hidup yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
pembersihan debit air secara gotong-royong
0 Response to "Profil Fasilitas Sanitasi Provinsi Sumatera Barat"
Posting Komentar